Senin, 31 Oktober 2011

PENETAPAN KADAR ABU

ABSTRAK

Praktikum ini dilaksanakan berkaitan dengan pakan ternak yang bertujuan untuk mendapatkan kadar sampel-sampel bahan pakan ternak mana saja yang baik untuk pertumbuhan hewan ternak.Contoh bahan yang digunakan adalah seperti hijauan,dedak,jagung,dan campuran dedak,jagung dan konsentrat.Dan untuk mengetahui itu semua kita harus mengetahui kadar-kadar nutrisi apa saja yang terkandung di dalam bahan pakan hewan ternak tersebut.
Ada banyak jenis pakan ternak yang masing-masingnya memiliki kadar nutrisi yang berbeda, seperti hijuauan, dedak, jagung, dan campuran dedak,jagung,dan konsentrat.Kemudian dari hasil kegiatan praktikum ini, jenis sampel yang kelompok kami pergunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah campuran dedak, jagung dan konsentrat.
Kegiatan praktikum penetapan kadar abu ini memerlukan waktu yang panjang selama dua hari,karena pada kegiatan penetapan kadar abu ini membutuhkan temperature mencapai 600C (atau lebih dari 550C) dengan menggunakan metode yang nantinya akan mendapatkan hasil sebagai acuan pemberian pakan ternak yang sesuai dengan kebutuhan hewan ternak.
Pada percobaan ini,alat seperti tanur yang merupakan alat utama yang digunakan,pada suhu awal kami dapati adalah 280C dan menjadi naik suhunya menjadi 550C butuh waktu 1 setengah jam, dan untuk waktu keadaan yang stabil dibutuhkan waktu 1 jam saja, dan total seluruhnya butuh waktu total 4 seperempat jam.

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pada pelaksanaan praktikum ini dilakukan adalah untuk menganalisis suatu bahan atau sampel dengan menggunakan  suatu metode penganalisisan proses kimia untuk dapat mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti
protein,lemak dan serat pada suatu zat makanan dari sampel bahan pakan yang digunakan dalam praktikum.
Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat gizi pada makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya. Selain itu manfaat dari analisis proksimat adalah dasar untuk memformulasikan ransum dan bagian dari prosedur untuk uji kecernaan. Zat gizi sangat diperlukan oleh hewan untuk pertumbuhan, produksidan reproduksi. Makanan ternak yang mengandung zat gizi  untuk kebutuhan energi dan fungsi-fungsi tersebut.
Adapun setiap hewan ternak yang mencerna makanan memiliki kandungan zat gizi yang dibutuhkannnya berbeda-beda. Mempunyai suatu keuntungan bahwa zat gizi, selain mineral dan vitamin tidak sendiri-sendiri mempunyai sifat kimia.
Manfaat hasil praktikum ini adalah,kita dapat mengetahui adanya kandungan zat-zat organic dan akan teroksidasi menjadi CO2.H2O dan gas-gas lainnya. Dan nanti yang akan tertinggal (tersisa) adalah zat-zat anorganiknya saja ( mineral atau abu ).

           
B.     Tujuan
Dalam melakukan praktikum ini kami memiliki beberapa tujuan yaitu :
Ø  Praktikum ini memiliki tujuan untuk mengetahui kandungan zat makanan dari bahan pakan yang akan diuji.
Ø  Praktikum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan praktikan dalam menganalisis proksimat baik meliputi pengetahuan dasar dan aplikasinya.

METODE PRAKTIKUM

A.    TEMPAT DAN WAKTU
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan selama 1 minggu yang bertempatkan di laboratorium nutrisi dan makanan ternak jurusan peternakan fakultas pertanian universitas Bengkulu.

B.     ALAT DAN BAHAN
Ø  Silica Disk
Ø  Tanur
Ø  Timbangan Analitik Listrik
Ø  Desikator   
Ø  Tang penjepit
Ø  Bahan pakan jenis campuran dedak,jagung dan konsentrat          

            Cara Kerja
1.      Silica Disk yang sudah bersih dikeringkan di dalam oven pada suhu 105C selama 1 jam
2.      Kemudian dinginkan di dalam desikator selama 1 jam. Selanjutnya ditimbang (X gram)
3.      Kedalam Silica Disk ditimbang contoh bahan (sampel) sebanyak 1,5 – 2gram (Y gram) dan dimasukkan ke dalam tanur. Naikkan temperatur sampai mencapai 600C selama lebih dari 12 jam (dipijarkan sampai contoh bahan berwarna putih)
4.      Kemudian didinginkan diluar tanur pada tempat yang telah disediakan, sehingga suhunya turun menjadi ± 120C, lalu dimasukkan dalam desikator selama 1 jam
5.      Sesudah dingin,kemudian di timbang (Z gram), abunya disimpan untuk penetapan kadar silika

Prinsip :
Suatu bahan makanan bila dipanaskan pada suhu 600C maka semua zat-zat organiknnya akan teroksidasi menjadi CO2H2O dan gas-gas lain. Dan yang tertinggal (tersisa) adalah zat-zat anorganiknya (mineral/abu).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil

Nama Sampel (Kode)
34

50

Pengamatan/Ulangan Ke
I
II
Berat Cawan Kosong Kering (Xg)
18,9848 gram

18,9850 gram

Berat Cawan + Sampel (Yg)
20,9816 gram

20,9882 gram

Berat Cawan + Sampel Abu (Zg)

19,1619 gram
21,5750 gram
Kadar Abu (%)

8,8691 gram
9,2770 gram

B.     Pembahasan

Abu adalah zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat  dalam bahan pangan  terdiri  dari  2  jenis  garam,  yaitu garam organik misalnya asetat,  pektat, mallat,  dan garam anorganik,  misalnya karbonat,  fosfat, sulfat,   dan   nitrat.   Proses   untuk  menentukan   jumlah  mineral   sisa   pembakaran disebut   pengabuan.  Kandungan   dan   komposisi   abu atau mineral pada bahan tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya.Pada praktikum   kali   ini,   proses   pengabuan   dilakukan   dengan menggunakan tanur yang memijarkan sampel pada suhu mencapai 600C. Sampel yang digunakan adalahbahan campuran dari dedak,jagung dan konsentrat. Sampel pertama kali ditimbang 1.  Setelah  itu  sampel diletakkan dalam cawan poselain yang sebelumnya telah dipijarkan dalam tanur dan   ditimbang.Kemudian sampel dimasukkan dalam tanur sampai sampel berubah menjadi abu yang ditunjukkan dengan berubahnya warna menjadi putih keabu-abuan. Setelah menjadi abu, sampel ditimbang kembali lalu dihitung kadar abunya.
Membakar bahan dalam tanur (furnace) dengan suhu 600°C selama 6 jam sehingga seluruh unsur pertama pembentuk senyawa organik (C,H,O,N) habis terbakar dan berubah menjadi gas. Sisanya yang tidak terbakar adalah abu yang merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang terdapat dalam bahan. Dengan perkataan lain, abu merupakan total mineral dalam bahan.


Perhitungan Kadar Abu
                        Z - X
Perhitungan =                X 100 %
                          Y-X
Sample 34.                                          Sample 50.
      (19,1619 – 18,9848)                            ( 21,5750-21,3833)
   =                               X 100%           =                                              X 100%
      (20,9816 -18,9848)                              (23,4497-21,3833)
   =       8,8691%                                 =          9,2270%

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Ø  Kadar  abu  dalam bahan pangan sangat  mempengaruhi  kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut.
Ø  Proses   untuk   menentukan   jumlah   mineral   sisa   pembakaran   disebut pengabuan.
Ø  Setelah kita mengkaji beberapa hal yang berkaitan dengan pengambilan sample, kita mendapatkan metode – metode yang digunakan untuk mendapatkan sample, yaitu; Metode Vacum Oven, Babcock, Fischer, Distilasi, dan Lyophilizacari..

B.     Saran
Ø  Sebaiknya hasil akhir dari kegiatan praktikum ini diterapkan dalam menganilis pakan ternak mana yang sesuai dengan kebutuhannya




































DAFTAR PUSTAKA






















TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran kadar abu bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan mineral yang terdapat dalam bubuk cokelat. Menurut Sudarmadji et. al. (1989),
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu berhubungan erat dengan kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan, kemurnian serta kebersihan suatu bahan yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar abu maka bubuk cokelat tersebut kurang bersih dalam pengolahannya, yaitu pada saat pemisahan biji dari kulit ari ada sebahagian kulit yang ikut menjadi bubuk cokelat (Wirna, 2005).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...